Rabu, 03 Agustus 2011

Cerita Panas MAAF

@CoretanHarian
Cerita Panas Maaf kali ini ada yang ngrimin cerpen, heehe seneg dech, cerpen ini mengisah kan permohonan maaf terhadap adiknya mengapa di bilang cerita panas? silakan aca baca cerita panas ini,, ooppsssss!!! jangan berpikiran negatif dulu ya dengan cerita panas ini karena ini adalah cerpen remaja kok, bukan cerita panas   anak SMA ,anak SMP yang dicari para lelaki hidung belang..xixixixi

Cerita Panas Maaf

Pagi ini, mataku terbuka hentak, terbangun dari mimpi-mimpi buruk yang selalu terselip di otakku. Embun masih terasa pekat saat itu, menguntai tetes hari baru bagiku. Apalagi matahari, sang surya itu belum sama sekali menampakkan tawanya pada bumi, mungkin karena sedikit tertutup kapas hitam yang beradu di langit. Dan suasana hatiku tetap sama. Tak berubah dan tak berwarna. Hampa, atau mungkin bisa dibilang kosong. Aku melangkah lesu ke arah jendela, mulai kubuka kunci-kunci rapat pada sekat-sekatnya. Hembusan angin seketika menampar keras wajahku. Terasa dingin atau bahkan beku. Memori itu tetap sama, melintas kian kemari di alam pikirku. Selalu dan selalu teringat. Memusingkan otakku yang mulai penat.

” Kak Lila ” Begitu biasanya suara yang selalu menyapaku di pagi hari . Namun sekarang tak ada lagi, tak dapat lagi kudengar suara manja dirinya. Tak ada rengek kesal dirinya. Hanya sunyi, sunyi dan sepi.

” Aku mau mobilan, Kak...! ” Begitu biasanya rengeknya, tapi tak pernah kupedulikan. Walau sampai menangis darah aku tak pernah mendengarkan apa inginnya, apa maunya, dan bagimana seharusnya aku memperhatikan Dia. Tak pernah, tak pernah, dan tak pernah. Tapi Dia tak pernah kesal padaku, apalagi marah. Dia selalu memanggilku dengan sebutan yang sama, Kak Lila.

” Ah......seandainya!” ungkapku dengan beribu sesal.

Perlahan kutolehkan kepalaku ke arah kanan dinding sudut kamar. Potret itu, potret ketika Dia berusia 3 tahun. Saat itu, Dia masih sangat lucu bahkan sangat menggemaskan. Saat itu Aku masih sangat bangga padanya, bangga karena Aku mempunyai adik yang selalu nampak indah seperti Dia. Aku masih suka memberikan nyanyian-nyanyian merdu saat Dia akan tidur. Aku masih suka memeluknya dengan hangat layaknya dekapan kasih sayang yang sesungguhnya. Tapi, semua hilang. Hilang tak berkesan. Ketika kuketahui bahwa Ibuku terkena penyakit Hepatitis. Ibuku meninggal dengan cepat, dan adikku satu-satunya penyebab hal itu. Dia yang terkena penyakit itu dan menularkannya pada Ibuku.

Saat itu terjadi Aku berubah total. Aku jadi membenci Dia setengah mati. Entah karena apa, mungkin karena Aku menganggap Dia yang merebut Ibuku, Dia yang membuat Ibuku meninggal.

” Ah.......!!! ” Ku gelengkan kepalaku berkali-kali. Kucoba sadarkan diri dari lamunan panjang itu. Tanpa terasa, butir-butir halus  air mataku menggenang dan tak terbendung lagi. Ya, aku menangis. Aku menyesal. Aku menyesal karena Aku tak bisa berpikir rasional soal itu. Keluh bibirku untuk menyebut nama itu. Nama adikku, karena hampir 4 tahun tak memanggil nama itu.

” Rea Angga ”, Ya, Aku menyebut namanya, kali ini dengan sedikit lantang. Mungkin karena Aku agak mulai terbiasa menjalani ritual ini. Setiap pagi aku akan bangun, lalu mengingat kenangan itu dan akhirnya menangis sejadinya.

Aku berlari kecil ke arah taman belakang rumah. Kubuka lebar pintu belakang. Suasana mendung masih kuat menyapa pagi. Di taman berdiri sebuah ayunan yang berdenging kencang tertiup angin. Biasanya Rea akan mengajakku bermain disini. Sekarang....semua hilang.

” Rea.....! ” Ku teriakkan kencang nama itu

” Maaf Rea! Maafkan Kakak...! ” Teiakku haru

Tak ada jawab. Hanya kelam, kelam dan sunyi. Hanya gaung pantulan tangisku. Tak ada yang bisa diperbaiki. Tak ada satupun. Selain menerima takdir, dan menjalaninya dengan bijaksana.

” Maaf Rea, maaf Adikku...! ”
By : Kurnia Okta H

Cerita Panas Maaf  keren ya, oga dimaafin dech ma adiknya!

0 komentar:

Posting Komentar